Infrastruktur Raksasa Indonesia yang Berdiri Berkat Ilmu Geoteknik

Ketika kita melihat tol layang membelah kota, jembatan raksasa menyeberangi selat, atau landasan pacu pesawat yang menopang beban berton-ton, jarang sekali kita menyadari bahwa semua itu berdiri di atas tanah yang sebenarnya terus bergerak dan berubah setiap waktu.

Di balik kokohnya infrastruktur tersebut, ada peran ilmu geoteknik yang tak terlihat.

Geoteknik adalah cabang ilmu teknik sipil yang mempelajari bagaimana tanah dan batuan berperilaku ketika menahan beban struktur. Di negara seperti Indonesia dengan kondisi tanah beragam, mulai dari lempung lunak hingga pasir lepas, geoteknik menjadi kunci keberhasilan setiap proyek konstruksi.

Berikut beberapa contoh penerapannya pada infrastruktur besar Indonesia:

1. Tol Bali Mandara

Tol sepanjang 12,7 km yang dibangun di atas laut, menghubungkan Nusa Dua, Ngurah Rai, dan Benoa. Tantangan geoteknik yang dihadapi pada proyek ini adalah tanah dasar laut yang lunak dan dalam, ditambah pasang surut tinggi serta risiko korosi struktural.

Solusi geoteknik yang dilakukan pada proyek ini adalah:

  • Investigasi tanah laut mendalam (borehole, CPT, sampling)
  • Preloading dan geotextile untuk area timbunan approach
  • Tiang pancang (spun pile dan bored pile) panjang yang menembus hingga lapisan tanah keras.
2. Jembatan Suramadu

Jembatan terpanjang di Indonesia (5.438 m) yang menghubungkan Surabaya dan Madura ini memiliki tantangan geoteknik berupa pondasi pylon yang berada di tengah laut dengan arus deras dan tanah dasar berupa lempung lunak tebal.

Solusi geoteknik yang dilakukan pada proyek ini adalah:

  • Pondasi bored pile diameter besar hingga kedalaman 50-60 m
  • Analisis kapasitas daya dukung vertikal dan lateral untuk menahan beban struktur dan arus laut.
3. Tol Jakarta-Cikampek II Elevated

Tol layang sepanjang 36,4 km di atas tol eksisting Jakarta-Cikampek yang sering kita lewati ini ternyata juga memiliki tantangan geoteknik seperti lapisan tanah dasar yang berupa lempung lunak dengan potensi settlement tinggi.

Solusi geoteknik yang dilakukan pada proyek ini adalah:

  • Pondasi bored pile diameter 1-1,5 m hingga tanah keras
  • Analisis settlement untuk menghindari penurunan diferensial.
4. Bandara Internasional Kertajati

Bandara terbesar kedua di Indonesia dengan runway 3.000 m di Majalengka, Jawa Barat ini menghadapi tantangan geoteknik berupa memiliki tanah aluvium lunak tebal dengan konsolidasi yang lama.

Solusi geoteknik yang dilakukan pada proyek ini adalah:

  • Preloading dengan vertical drain dan vacuum consolidation
  • Stone column untuk meningkatkan daya dukung dan mempercepat konsolidasi.
5. PLTU Paiton, Jawa Timur

Pembangkit listrik tenaga uap di kawasan pantai Probolinggo ini pun tak luput dari tantangan geoteknik yang memiliki tanah lunak dengan kepadatan rendah dan risiko settlement tinggi.

Solusi geoteknik yang dilakukan pada proyek ini adalah:

  • Ground improvement dengan stone column dan dynamic compaction
  • Analisis liquefaction untuk mitigasi risiko gempa.

 

Jadi, Kenapa Geoteknik Begitu Penting?

Tanpa perhitungan geoteknik yang tepat, struktur apa pun akan menghadapi risiko penurunan, retak, hingga kegagalan total. Ilmu ini memastikan infrastruktur yang kita bangun aman, efisien, dan bertahan puluhan tahun, menopang aktivitas ekonomi dan kehidupan jutaan orang di sekitarnya.

 

Sumber: 

  • Journal of Infrastructure Development Vol.4 No.1 (2012); Wika Gedung (2022).
  • Indonesian Geotechnical Journal Vol.8 No.1 (2013); Hutama Karya (2019).
  • Kementerian PUPR (2019); Waskita Karya Annual Report (2020).
  • PT Wijaya Karya Infrastruktur Report (2018); Dinas Bina Marga Jabar (2017).
  • Paiton Energy Engineering Report (2015); Indonesian Geotechnical Society Paper (2016). 
     
img