Energi Bersih Terancam? Inilah Mineral Langka yang Jadi Kunci Masa Depan

Dalam upaya mencapai net-zero emissions, dunia menghadapi tantangan besar yaitu kebutuhan akan lebih banyak mineral untuk mendukung teknologi energi bersih. Laporan dari International Energy Agency (IEA) menyoroti betapa pentingnya mineral kritis seperti lithium, nikel, kobalt, mangan, dan grafit dalam mendukung baterai, turbin angin, kendaraan listrik, serta panel surya.

Lonjakan Permintaan Mineral dalam Teknologi Energi Bersih

Seiring peralihan dari bahan bakar fosil ke energi bersih, kebutuhan mineral meningkat drastis. Sebagai contoh:

  1. Mobil listrik membutuhkan 6 kali lebih banyak mineral dibanding mobil konvensional.
  2. Pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai memerlukan 13 kali lebih banyak mineral dibanding pembangkit listrik tenaga gas dengan ukuran yang sama.
  3. Mineral seperti tembaga dan aluminium juga krusial untuk membangun jaringan listrik yang lebih luas dan efisien.

Dengan meningkatnya skala produksi dan efisiensi teknologi, komponen mineral akan menjadi bagian besar dari total biaya teknologi energi bersih di masa depan.

Ketergantungan pada Pasokan Global yang Terpusat

Salah satu tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan mineral adalah ketergantungan pada segelintir negara produsen. Misalnya:

  • Lithium banyak diproduksi di Australia dan Chile
  • Kobalt didominasi oleh Republik Demokratik Kongo (DRC)
  • Elemen tanah jarang (rare earth) sebagian besar diproses di China

Konsentrasi produksi ini berisiko menciptakan gangguan rantai pasok, volatilitas harga, dan ketidakstabilan pasokan global.

Solusi Masa Depan: Daur Ulang dan Diversifikasi Sumber

Untuk mengurangi ketergantungan pada penambangan mineral baru, IEA memproyeksikan bahwa pada tahun 2040, hasil daur ulang dari baterai bekas bisa mengurangi kebutuhan pasokan mineral baru hingga 10%, terutama untuk tembaga, lithium, nikel, dan kobalt.

Selain daur ulang, investasi pada sumber pasokan yang lebih beragam dan inovasi teknologi menjadi kunci agar industri mineral dapat mengejar ambisi iklim dunia.

6 Langkah Strategis untuk Masa Depan Energi Bersih

IEA merekomendasikan enam langkah penting untuk memastikan mineral kritis mendukung transisi energi bersih:

  1. Investasi dalam sumber pasokan yang beragam agar pasokan lebih stabil.
  2. Mendorong inovasi teknologi di seluruh rantai pasok.
  3. Meningkatkan skala daur ulang untuk mengurangi ketergantungan pada penambangan baru.
  4. Memperkuat ketahanan rantai pasok dan transparansi pasar agar fluktuasi harga bisa dikendalikan.
  5. Menerapkan standar tinggi dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam industri tambang.
  6. Memperkuat kerja sama internasional untuk memastikan negara produsen dan konsumen bekerja sama dalam menjaga kestabilan pasokan.

Kesimpulan

Mineral kritis adalah fondasi bagi masa depan energi bersih. Namun, tantangan besar seperti lonjakan permintaan, ketergantungan geografis, dan ancaman gangguan pasokan harus diatasi dengan strategi yang cerdas dan inovatif. Daur ulang, diversifikasi pasokan, serta inovasi teknologi adalah kunci agar transisi energi bersih tetap berjalan sesuai rencana dan berkelanjutan.

Sumber: International Energy Agency (IEA), "The Role of Critical Minerals in Clean Energy Transitions", Paris, 5 Mei 2021. 

img