Menguak Potensi Tersembunyi dari Sedimen Halus di Tambang Emas Ghana
Ketika berbicara tentang tambang emas, kebanyakan orang mungkin membayangkan bongkahan emas besar yang berkilauan. Namun, sebuah studi terbaru dari Proyek Kubi Gold di Ghana membuktikan bahwa sedimen halus, yang sering dianggap limbah tambang, ternyata menyimpan potensi luar biasa sebagai sumber emas dan mineral berharga lainnya.
Gambar 1. (a) Peta Desa Kubi dan Kecamatan sekitarnya dan (b) Gambar area pengambilan sampel "Kubi Gold Barbados", Dunkwa-on-Offin. (Peta dan foto oleh G.K. Nzulu).
Penelitian ini menggunakan teknologi mutakhir seperti spektroskopi fotoelektron sinar-X (XPS) dan spektroskopi energi-dispersif sinar-X (EDX) untuk mengungkap kandungan elemen dalam sedimen halus dari tambang emas skala kecil. Teknik ini memungkinkan para peneliti untuk menganalisis komposisi elemen hingga tingkat mikroskopis, memberikan wawasan baru tentang mineral yang menjadi penanda keberadaan emas.
Ditemukan bahwa sedimen halus ini kaya akan elemen seperti besi (Fe), perak (Ag), aluminium (Al), silikon (Si), nitrogen (N), karbon (C), oksigen (O), hingga merkuri (Hg) dan titanium (Ti). Elemen-elemen ini sering berasosiasi dengan emas, baik sebagai aloi maupun sebagai bagian dari mineral yang lebih besar. Bahkan, emas murni dalam sampel ini membentuk electrum, yaitu campuran padat emas dan perak.
Proses geologi seperti oksidasi dan reduksi di zona hidrotermal memainkan peran penting dalam pembentukan emas. Ion-ion tertentu seperti bisulfit membantu mengendapkan emas di sedimen, sementara elemen-elemen seperti Ag dan Si menunjukkan hubungan kuat karena sifat eutektiknya. Penelitian ini mengungkapkan bahwa elemen-elemen tersebut dapat bertindak sebagai "penunjuk jalan" untuk menemukan deposit emas.
Gambar 2. (a) Potongan skematik profil tanah Kubi; (b) Potongan skematik profil tanah yang menunjukkan urat emas (Au) yang mengandung emas
Dalam dunia tambang, sedimen halus sering dianggap sebagai limbah. Namun, penelitian ini mengungkap bahwa sedimen halus dari tambang artisanal di Ghana memiliki kandungan emas yang signifikan, selain mineral bernilai seperti perak, besi, dan titanium. Dari 1,9 kg sedimen yang dianalisis, diperoleh 1 gram emas murni dengan tingkat kemurnian 22 karat, bersama dengan konsentrasi halus dan kasar yang juga kaya akan emas.
Gambar 3. (a) Sampel residu kering (tailing) dari lokasi tambang artisanal di Dunkwa-On-Offin. (b) Bagian dari sampel yang disuling menjadi nugget emas murni seberat 1 gram dan 22 karat (diukur dengan Analyzer Kemurnian Emas Elektronik Digital D H 300 K dari VTSYIQ). (c) Sampel emas yang dipan dengan kotoran lainnya, (d) Bubuk bijih yang belum diolah, (e) Konsentrat emas berbutir halus, (f) Bubuk konsentrat emas berbutir kasar, dan (g) Film emas pada substrat wafer. (Foto oleh G.K. Nzulu).
Studi ini menunjukkan bahwa penggunaan XPS dan EDX dapat memberikan informasi akurat tentang kandungan mineral, membantu eksplorasi yang lebih efisien. Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses identifikasi mineral indikator, tetapi juga membantu mengurangi risiko kesalahan yang dapat menyebabkan kerugian finansial dalam proyek eksplorasi tambang.
Pemeriksaan menggunakan EDX pada sampel bubuk emas (berbutir halus dan kasar) menunjukkan bahwa lebih dari 50 at.% emas terdapat pada butiran-butiran ini dan terkait dengan mineral penunjuk seperti garnet, hematit, dan kuarsa. Hasil EDX pada Gambar 9 dan Tabel 3 juga mengungkapkan elemen-elemen lain seperti Al dan Na yang puncaknya tidak mudah diidentifikasi oleh pengukuran XPS yang sensitif terhadap permukaan, karena elemen-elemen ringan (N, O, C, dan oksida permukaan termasuk Fe2O3, Fe3O4, dan SiO2) dihilangkan melalui penyemprotan diferensial ion Ar+, sementara EDX yang sensitif terhadap bulk tidak memerlukan pembersihan permukaan apapun.
Gambar 4. Spektra EDX dari bulk emas, konsentrat bubuk emas berbutir halus, dan konsentrat bubuk emas berbutir kasar.
Tabel 1. Elemen-elemen yang diidentifikasi dalam analisis EDX dari bulk emas dan sampel konsentrat bubuk emas (berbutir halus dan berbutir kasar).
Dengan memanfaatkan sedimen halus sebagai sumber emas dan mineral lain, perusahaan tambang dapat meningkatkan efisiensi operasional dan menghasilkan nilai ekonomi yang lebih besar. Temuan ini juga membuka peluang baru bagi investor yang ingin mengoptimalkan hasil dari tambang emas skala kecil.
Hasil penelitian ini menjadi pengingat bahwa potensi tambang tidak selalu terletak pada apa yang terlihat di permukaan. Dengan memanfaatkan teknologi modern dan pendekatan ilmiah, tambang emas skala kecil seperti di Proyek Kubi Gold dapat menjadi model keberlanjutan dan inovasi dalam industri pertambangan.
Sumber: Nzulu, G. K., Bakhit, B., Högberg, H., Hultman, L., & Magnuson, M. (2021). Elucidating pathfinding elements from the Kubi gold mine in Ghana. Minerals, 11(9), 912. https://doi.org/10.3390/min11090912.
Halo Sobat APT 👋👷♀️👷♂️
Siapa sangka, material yang awalnya dianggap limbah ternyata menyimpan potensi luar biasa! Material ini adalah sedimen halus dari tambang emas skala kecil di Proyek Kubi Gold, Ghana.
Dengan dukungan teknologi dan riset eksplorasi, sedimen halus ini berhasil memberikan peluang baru dan meningkatkan nilai tambah perusahaan. Ingin tahu kandungan elemen apa saja yang berhasil diidentifikasi dalam sedimen halus tambang Ghana? Cari tahu jawabannya di sini!
#SedimenHalus #KubiGoldMine #PotensiTambang #MaterialTambang #LayananPertambangan #LayananKonstruksi